Moskwa, minggu - Militer Rusia kian memperlihatkan kekuatan militernya dengan uji coba tiga misil antarbenua jarak jauh RS-12M Topol atau biasa disebut SS-25 Sickle dan Sineva, Sabtu dan Minggu (12/10). Ketiga misil itu berdaya jangkau maksimal 10.000 kilometer.
Dua misil ditembakkan dari dua kapal selam yang berpatroli di perairan Laut Okhotsk (utara Jepang) dan Laut Barents (timur Norwegia). Sementara satu misil lagi ditembakkan dari daerah Plesetsk (barat laut Rusia) yang berada di kawasan utara Rusia.
Misil yang pertama, Sineva, meluncur dari Laut Barents ke arah barat dan tepat sasaran mengenai target di barat laut Rusia, Sabtu. Titik tembak dan target yang ada di Samudra Pasifik diperkirakan menempuh jarak 11.500 kilometer.
Dua misil lain (Topol) ditembak dari Laut Okhotsk dan Pletsk meluncur ke arah timur serta mencapai target di Semenanjung Kamchatka, Samudra Pasifik, Minggu. Misil dari Pletsk mengenai target yang ada di lokasi uji coba Kura—sejauh 6.000 kilometer—setengah jam setelah peluncuran yang disaksikan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Mengenakan jaket kulit—model baru militer Rusia—Medvedev memeriksa misil Topol, dengan panjang sekitar 21,5 meter, sebelum diluncurkan. Misil jenis Topol ini dirancang khusus untuk bisa menembus sistem pertahanan peluru kendali (rudal) seperti yang ingin dibangun Amerika Serikat di wilayah Eropa Timur. ”Ini adalah hasil terbaik yang pernah dicapai selama ini oleh negara mana pun,” kata Medvedev setelah uji coba.
Medvedev juga berjanji segera mengembangkan generasi yang baru dalam hal persenjataan bagi militer Rusia. ”Kami akan mengembangkan senjata jenis baru, tetapi kami juga akan mengembangkan senjata yang kami miliki saat ini. Uji coba ini menunjukkan perisai kami ini sudah kokoh,” ujarnya.
Mengantisipasi AS
Medvedev tak mengungkapkan lebih jauh mengenai sistem persenjataan baru yang akan dibangun Rusia. Selama ini Medvedev selalu mengatakan bahwa Rusia berencana memperkuat sistem pertahanan garis perbatasannya dengan meningkatkan kesiapan perang dan senjata yang baru.
Selama ini Rusia juga menentang keras rencana AS membangun sistem pertahanan rudal di Polandia dan Republik Ceko. Untuk menangkis ancaman dari AS, Rusia berjanji membangun sistem yang sama.
Komandan Kekuatan Strategis Militer Rusia Kolonel Jenderal Nikolai Solovtsov menyebutkan, ketiga misil dan senjata yang lain yang akan dikembangkan dalam beberapa tahun ke depan mampu mengamankan Rusia dan negara sekutunya. Misil Topol pertama kali dirancang dan dibangun saat Uni Soviet masih berjaya. Dalam 10 tahun terakhir Topol jauh berkembang dalam penggunaannya.
”Pengembangan Topol ini bisa menggantikan misil ’uzur’ tanpa harus menambah anggaran militer,” sebut kantor berita Interfaz mengutip penasihat militer Rusia, Alexander Vovk.
Pengamat isu militer Pavel Felgenhauer menilai uji coba misil itu menunjukkan keinginan kuat dari Rusia untuk mempersiapkan diri. ”Ini hanya latihan jika terjadi konflik atau terlibat perang dengan AS. Ini termasuk permainan perang strategis yang terbesar dalam 20 tahun terakhir. Ini pernah terjadi tahun 1980-an. Sejak itu belum pernah ada lagi, baik di Rusia maupun di AS,” ujarnya.
Uji coba misil dilakukan sehari setelah Rusia mengumumkan latihan perang armada kapal perang bertenaga nuklir Pyotr Veliky—termasuk kapal selam penghancur—di lokasi rahasia di Laut Mediterania. (REUTERS/AFP/LUK)